Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin

Penyakit ini ditandai dengan
hiperglikemia yang tidak adekuat disebabkan oleh defisiensi insulin yang
relatif atau menetap. Penyakit ini adalah jenis penyakit yang sering
terjadi, walaupun demikian tidak jelas penyebabnya. Klien dengan
diabetes mellitus akan mengalami perobahan sepanjang hidupnya dalam pola
hidup dan status kesehatan. Asuhan keperawatan diberikan di tatanan
pelayanan terhadap diagnosa penyakit serta penanganan komplikasi. Peran
utama perawat adalah sebagai edukator baik di rumah sakit maupun
dimasyarakat.
Diabetes mellitus ditandai dengan
adanya intoleransi glucose. Penyakit ini terjadi akibat
ketidakseimbangan antara supply insulin dan kebutuhan insulin.
DM dapat terjadi akibat tidak
terpenuhinya insulin sesuai kebutuhan atau insulin yang diproduksi tidak
efektif sehingga terjadi tingginya kadar glucosa darah. DM juga
menyebabkan gangguan metabolisma protein dan lemak. DM berhubungan
dengan microvascular, macrovascular, dan neuropathy.
Ada dua jenis utama DM :
Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM/type I).
Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM/type II).
Insiden :
AS : 85-90% menderita NIDDM.
DM dapat menimbulkan kecacatan yang permanen :
kebutaan pada orang dewasa.
gagal ginjal (AS : 25% pasien dialisa menderita DM).
50-70% amputasi non traumatic.
meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
Klien dengan DM adalah dua kali akan berisiko penyakit jantung koroner dan tiga kali berisiko stroke.
Etiologi :
IDDM :
Sering terjadi pada usia sebelum 30
tahun. Biasa juga disebut Juvenile dibetes, yang gangguan ini ditandai
dengan adanya hiperglikemia (meningkatkatnya kadar gula darah).
Faktor genetik dan lingkungan
merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi
atau adanya infeksi virus (dari lingkungan) , sehingga pengaruh
lingkungan dipercaya mempunyai peran dalam terjadinya DM. Klien yang
memiliki faktor predisposisi, infeksi virus dan mikro organisma,
misalnya coxsackievirus B dan streptococcus = faktor etiologi.
Virus /mikro organisma akan menyerang
pulau2 langerhans pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin.
Dapat pula akibat responm auto immune, dimana antibodi sendiri akan
menyerang sel beta pankreas.
Faktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini.
NIDDM
Virus dan human leucocyte antigen tidak nampak memainkan peran terjadinya NIDDM.
Faktor herediter memainkan peran yang sangat besar.
Riset melaporkan bahwa obesitas salah
satu faktor determinan terjadinya NIDDM sekitar 80% klien NIDDM adalah
kegemukan (20% diatas BB ideal).
Overweight membutuhkan banyak insulin
untuk metabolisma. Terjadinya hiperglikemia disaat pankreas tidak cukup
menghasilkan insulin sesuai kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor
insulin menurun atau mengalami gangguan (sering terjadi pada orang
kegemukan).
Meningkatnya usia merupakan faktor ririko yang menyebabkan pankreas menjadi lebih berkurang .
Faktor risiko :
Klien dengan riwayat keluarga menderita DM adalah risiko yang besar, terutama IDDM.
Pencegahan utama NIDDM adalah mempertahankan BB ideal. Pencegahan sekunder berupa program penurunan BB, olah raga, dan diet.
Oleh karena DM tidak selalu dapat
dicegah, maka sebaiknya sudah dapat dideteksi pada tahap awal.
Tanda-tanda/gejala yang ditemukan adalah :
kegemukan.
perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis, dan kehilangan BB.
bayi lahir lebih dari normal.
memiliki riwayat keluarga DM.
Usia diatas 40 tahun.
Bila ditemukan peningkatan gula darah.
Pathofisologis :
IDDM
Berhubungan dengan inflamasi pada pulau2 langerhans pankreas dan juga merupakan respon autoimmune.
Infeksi coxsackievirus B diketahui
sabagai perasang respon autoimmune, walaupun berbagai faktor etiologi
dapat terjadi. Setelah infeksi virus, maka sel beta akan membentuk
antigen. Antigen pada sel beta sekitar 85% adalah IDDM.
Pemecahan lemak dan protein akan
menimbulkan ketosis, dimana akan terjadi akumulasi ketone bodies yang
diproduksi selama oksidasi asam lemak.
Manifestasi IDDM
IDDm -à kekurangan insulin untuk
mengangkut glukosa melalui membran sel kedalam sel. Molekul glukosa
berkumpul dalam aliran darah, menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia
menyebabkan serum hyperosmolality, menyebabkan cairan dari intraselular
kedalam sirkulasi. Meningkatnya volume darah akan meningkatnya pula
aliran darah ginjal, dan hiperglikemia akan mempengaruhi terjadinya
diuresis osmotik, sehingga output urin akan meningkat(polyuria). Disaat
kadar glukosa darah melebihi ambang ginjal terhadap glucosa(biasanya 80
mg/dL-à glucosa akan dieksresi kedalam urine (glucosuria). Penurunan
volume intraselular dan meningkatnya urin output menyebabkan terjadinya
dehidrasi. Mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi, menyebabkan
seseorang minum banyak (polydipsia).
Oleh karena glukosa tidak dapat masuk
kedalam sel tanpa insulin, produksi energi akan menurun. Penurunan
energi akan menstimulasi ras lapar, dan seseorang makan lebih
banyak(polyphagia). Walaupun terjadi peningkatan intake makan, seseorang
akan kehilangan berat badan akibat tubuh kehilangan cairan dan
pemecahan ptotein dan lemak sebagai upaya menyediakan sumber2 energi ,
sehingga terjadi malaise dan fatigue yang berhubungan dengan penurunan
energi.
Gangguan penglihatan akan terjadi sebagai akibat pengaruh osmotik yang menyebabkan pembengkakan lensa dari mata.
Dengan demikian manifestasi klasik
IDDM adalah polyuria, polydipsia, dan polyphagia, yang diikuti penurunan
berat badan, malaise, dan fatigue. Manifestasinya dapat berentang dari
yang ringan sampai yang berat yang sangat bergantung pada tingkat
kekurangan insulin.
Diabetes Ketoacidosis (DKA).
IDDM yang tidak diobati akan terjadi
defisit insulin menyebabkan simpanan lemak dipecahkan, yang menghasilkan
hiperglikemia dan mobilisasi asam lemak dengan akibat terjadinya
ketosis(keto diproduksi oleh hati).àakan menyebabkan metabolik asidosis
yang disebutDiabetic Ketoacidosis (DKA).
Pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan terjadinya DKA :
kadar glucosa darah > 300 mg/dL.
Plasma pH <>
Plasma bicarbonate <>
Adanya ketone dalam serum.
adanya urine keton dan glucosa dalam urine.
kadar natrium serum, kalium, danm klorida tidak normal.
Tekanan pada sistem saraf pusat akibat
akumulasi ketone yang menyebabkan asidosis dapat menyebabkan kematian..
Pengobatan ditujukan untuk menurunkan hiperglikemia, mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit, mengembalikan pH darah normal.
Biasanya diberikan pengobatan cairan intravena dan insulin.
NIDDM
Biasanya terjadi pada berbagai usia,
tetapi sering pada usia diatas 35 tahun. Herediter memegang peranan
terjadinya NIDDM. Faktor risiko lainnya terjadinya NIDDM pada orang yang
kegemukan, pertambahan usia, anggota dari etnik yang berisiko tinggi
Walaupun secara nyata penyebab NIDDM
tidak diketahui, tetapi pada umumnya menunjukkan bahwa akibat
terbatasnya respon sel beta terhadap kejadian hiperglikemia, resistensi
insulin perifer, abnormal insulin reseptor. Apabila produk insulin
mencukupi akan mencegah adanya pemecahan lemak sehingga tidak terjadi
ketosis.
NIDDM ditandai dengan diabetes yang
nonketosis. Jumlah insulin yang tersedia tidak mencukupi untuk
menurunkan kadar gula darah melalui pengambilan glukosa dari sel otot
dan lemak.
Ada dua kelompok NIDDM yang diklasifikasi sebagai adanya kegemukan dan tidak terjadi kegemukan.
Pada umumnya penderita NIDDM mengalami overweight.
Kegemukan akan meningkatkan kebutuhan glukose, dimana terjadi ketidakmampuan insulin merespon peningkatan kadar glukose.
Manifestasi dari NIDDM :
Pasien NIDDM mempunyai manifestasi
klinik secara perlahan-lahan dan sering tidak disadari bahwa penyakit
telah terjadi. Hiperglikemia biasanya tidak seberat IDDM, tetapi
gejala-gejala sama, terutama polyuria dan polydipsia. Polyphagia sering
tidak tampak, dan kehilangan berat badan tidak selalu ada. Akibat
hiperglikemia : kekaburan penglihatan, fatigue, paresthesia, dan infeksi
kulit.
Jika insulin berkurang, terutama stres fisik dan stes emosi, individu NIDDM dapat mengalami KDA.
Komplikasi Diabetes Mellitus :
Diabetes mellitus bila tidak ditangani
dengan baik akan menyebabkan komplikasi pada berbagai organ tubuh
seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, saraf, dll.
Komplikasi berupa gangguan pembuluh darah (angiopatik diabetik).
Mikrovaskular : Ginjal dan mata.
Makrovaskular : Jantung koroner, pembuluh darah kaki, pembuluh darah otak.
Neuropati : Mikro dan makrovaskular.
Mudah timbul infeksi.
Diagnostik test ;
Glukosa darah.
gula darah puasa: Puasa tidak makan
selama 4 jam, tetapi cairan tetap. Jangan diperiksa pada klien yang
infus glukosa. Rata2 untuk orang dewasa : 110 mg/100 mL.
Postprandial blood sugar : Di test setelah makan. Kadang2 dipertimbangkan diberikan sejumlah makanan tewrtentu.
Self monitoring device for blood sugar.
Glucose toilerance test ; Klien membutuhkan normal diet daslam beberapa hari sebelum test dilakukan.
Medical Management
Bagaimana klien dapat mengontrol pengeaturan gula datah.
Untuk mengontrol, ada 3 faktor yang harus berinteraksi :
Diet.
Insulin atau oral mendication untuk menurunkan gula darah.
Exercise.
Pemberian diet :
55 – 60 % KH.
30 % lemak.
12 – 20 % protein.
Pengobatan :
Oral hypoglycemic agents. : Menurunkan gula darah karena menstimulasi pankreas terutama sel beta untuk melepaskan insulin.
Pengobatan oral :
- Diatas usia 40 tahun.
- Tidak riweayat ketosis.
- Tidak hamil.
- Hiperglikemia ringan/sedang.
Insulin therapy :
Semua klien dengan IDDM harus di
suntuk insulin setiap hari, tetapi NIDDM tidak harus dengan insulin
tetapi cukup dengan diet, exercise dan oral hypoglycemic agents.
Insulin akan menurunkan kadar glukosa dalam darah, karena :
Meningkatkan transportasi glukosa kedalam sel.
Menghambat konversi glycogen dan asam amino menjadi glukosa.
Beberapa jenis insulin dengan kecepatan kerja :
Rapid-acting.
Intermediate-acting.
Long-acting.
Walaupun demikian, pada umumnya
memiliki sifat kerja yang sama yaitu menurunkan kadar gula darah. Tetapi
berbeda dalam hal onset, peak, duration terhadap penurunan glukosa.
Absorpsi insulin lebih cepat pada
penyuntikan di area abdomen, dan reaksinya cepat. Penyuntikan pada
lengan, tungkai dan bokong-àrendah absorpsinya dan reaksi lama..
Komplikasi pemberian insulin :
1. Hypoglycemia : gangguan kesadaran, takikardia, diaporesis. Gula darah dibawah 60 mg/100mL.
2. Hypertrophy jaringan atau atrophy:
Jaringa yang mengalami hypertrophy (lipohypertrophy) dimana jaringan
tempat penyuntikan mengalami penebalan. Jaringan yang mengalami atrophy
(lipoatrophy), dimana jaringan kehilangan lemak bawah kulit pada area
injeksi.
3. Erratic insulin action: Klien berespon terhadap insulin dimana ditandai terjadinya hypoglycemia diikuti dengan hyperglycemia.
4. Alergi insulin : Pada klien yang sensitif pada insulin
3. Surgical management
Biasanya dilakukan tranplantasi
pankreas. Biasanya dilakukan pada klien IDDM. Pankreas yang baru
dihubungkan dengan arteri/vena iliaka. Tetapi sekresi exocrine
disalurkan kedalam kandung kemih dan tidak dapat diabsorpsi.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Penurunan volume cairan R/T
diuresis osmotik akibat hyperglycemia/excessive gastric losses : diare,
vomiting/pembatasan intake : nausea, confusion.
Data pendukung :
- Peningkatan urin output
- Kelemahan, haus, kehilangan berat badanb secara akut.
- Kulis kering/membran mukosa, tugor kulit jelek.
- Hipotensi, takikardia, capillary refill memanjang.
Tujuan :
Klien akan mendemosntrasikan hidrasi yang adekuat, ditandai dengan :
- Vs dalam batas normal/stabil.
- Denyut nadi perifer teraba jelas.
- Turgor kulit dan capillary refill baik.
- Urin output seimbang.
- Elektrolit dalam batas normal.
Tindakan :
- Kaji intensitas muntah, dan pengeluaran urin yang berlebihan.
Rasional : mengestimasi total volume
depletion. Apabila terjadi infeksi akan ditemukan adanya demam dan
hipermetabolik yang dapat mengakibatkan peningkatan IWL.
- Monitor Vs.
Rasional : Hipovolumea dimanifestasikan adanya dipotensi dan takikardia.
- Kaji pola pernafasan : Pernafasan kussmaul dan nafas bau aseton.
Rasional : Paru2 akan mengeluarkan
asam karbonat sebagai akibat alkalosis respiratik (ketoacidosis). Nafas
bau aseton sebagai akibat pemecahan asam acetoacetic dan penanganan
ketosis.
- Kaji RR dan kualitasnya. Amati penggunaan otot asesoris, apnea, dan adanya sianosis.
Rasional : Penanganan hiperglikemia
dan asidosis akan menyebabkan RR dan pola nafas mendekati normal. Tetapi
peningkatan beban kerja pernafasan akan menunjukkan pernafasan dangkal
dan cepat, adanya sianosis.
- Kaji temperatur ,dan warna kulit.
Rasional : Akibat demam dan
diaphoresis karena proses infeksi akan menunjukkan peningkatan suhu
tubuh, kulit nampak kemerahan. Bila kulit kering sebagai akibat
dehidrasi.
- Kaji nadi perifer, capillary refill, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : sebagai indikasi tingkat hydrasi/aduasi volume sirkulasi.
- Monitor I & O. Catat BD urin.
Rasional : memperkirakan kebutuhan cairan tubuh, kerja ginjal dan efektifitas pengobatan.
- Timbang berat badan.
Rasional : Penurunan berat badan sebagai akibat pengeluaran caran yang berlebihan.
- Pertahankan asupan cairan 2500/hari/dalam batas toleransi jantung.
Rasional : Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman
Rasional : Hindari klien dari kepanasan guna mencegah pengeluaran cairan yang berlebihan ( IWL).
- Kaji kemungkinan adanya nausea, nyeri abdomen, muntah .
Rasional : Penurunan cairan dan elektrolit akan menyebabkan gangguan motilitas pencernaan yang menyebabkan muntah.
- Observasi kemungkinan adanya perubahan tingkat kesadaran.
Rasional : Perobahan status mental
klien sebagai akibat peningkatan atau penurunan kadar glukosa, gangguan
elektrolit, acidosis, penurunan perfusi serebral, atau hipoksia.
- Observasi kemungkinan adanya fatigue, crackles, edema, peningkatan berat badan.
Rasional : Overload cairan dan adanya CHF.
- Pemberian cairan normal saline dapat atau tanpa dextrose.
Rasional : jenis dan jumlah cairan yang diperlukan bergantung dari tingkat kehilangan cairan dan respon klien.
- Pasang urin bag/kateter.
Rasional : memfasilitasi pengukuran output urin secara akurat
( pemasangan dilakukan terutama pada klien yang mengalami neurogenic bladder (retensi urin/inkontinen).
- Monitor pemeriksaan laboratorium, misalnya hematokrit.
Rasional : hasil peemriksaan akan
menunjukkan tingkat hidrasi. Bila terjadi peningkatan menunjukkan
gangguan pada diuresis osmotik.
- Monitor BUN
Rasional : Peningkatan BUN menunjukkan pemecahan sel akibat dehidrasi atau petunjuk adanya gagal ginjal.
- Monitor kalium.
Rasional : hiperkalemia terjadi
sebagai respon asidosis. Tetapi bila kehilangan kalium melalui urin maka
akan terjadi penurunan kalium dalam tubuh.
- Berikan bikarbonat bila pH kurang dari 7.0.
Rasional : koreksi asidosis.
2. Nurtisi kurang dari kebutuhan tubuh
R/T defisiensi insulin/penurunan intake oral :anoreksia, nausea,
abdominal pain, dangguan kesadaran/ Hipermetabolik akibat pelepasan
hormon stress : epnineprin, cortisol, dan GH atau karena proses infeksi.
Data pendukung :
- Intake makanan tidak adekuat.
- Kehilangan nafsu makan.
- Berat badan menurun.
- Kelemahan/fatigue.
- Tonus otot jelek.
- Diare.
Tujuan :
Klien akan mengkonsumsi secara tepat jumlah kebutuhan kalori/nutrisi yang diprogramkan., ditandai :
- Peningkatan berat badan seimbang.
- Pemeriksaan albumin dan globulin dalam batas normal.
- Turgor kulit baik.
- mengkonsumsi makanan sesuai program.
Tindakan :
- Timbang berat badan.
Rasional : Penurunan berat badan menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien.
- Auskultasi bowel sound.
Rasional Hiperglikemia, dan ketidak
seimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan penurunan motilitas usus.
Apabila penurunan motilitas usus berlangsung lama sebagai akibat
neuropati saraf otonom yang berhubungan dengan sistem percernaan.
- Berikan makanan lunak/cair.
Rasional : Pemberian makanan oral dan
lunak bertujuan untuk merestorasi fungsi usus dan diberikan pada klien
dengan tingkat kesadaran baik.
- Libatkan SO dalam menyusun rencana diet klien.
Rasional : Informasi yang adekuat
terhadap SO akan meningkatkan pemahamannya terhadap diet klien dan dapat
berpartisipasi dalam program diet klien.
- Observasi tanda hipoglikemia
misalnya : penurunan tingkat kesadaran, permukaan teraba dingin, denyut
nadi cepat, lapar, kecemasan, nyeri kepala.
Rasional : metabolisma KH akan menurunkan kadar glukosa, dan bila saat itu diberikan insulin akan meyebabkan hipoglikemia.
- Ajarkan klien untuk melakukan self monitoring glukosa (fingerstick glucose testing).
Rasional : Analisis serum glukosa
lebih akurat dibanding dengan monitoring gula urin. Pemahaman klien
dalam melakukan self monitoring akan mendorong kesadaran klien untuk
mengatur dietnya.
- Berikan insulin.
Rasional : akan mempercepat pengangkutan glukosa kedalam sel.
- Konsultasi dengan dietitian.
Rasional : Memperkirakan tingkat kebutuhan diet klien.
3. Risiko infeksi R/T Penurunan fungsi lekosit/gangguan sirkulasi.
Tujuan :
Klien akan mempertahankan integritas tubuh tetap utuh dan terhindar dari infeksi, ditandai :
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
2. Tidak ada luka.
3. Tidak ditemukan adanya perubahan warna kulit.
Tindakan :
- Observasi tanda2 infeksi/inflamasi (demam, kemerahan kulit, cairan luka, dahak purulen, urin kabur).
Rasional : Kemerahan, edema, luka, drainase cairan dari luka menunjukkan adanya infeksi.
- Ajarkan klien untuk mencuci tangan
dengan baik, demikian pula dengan staf kesehatan untuk mempertahankan
kebersihan tangan pada saat melakukan prosedur.
Rasional : Mencegah cross-contamination.
- Pertahankan tehnik aseptik terutama saat pemasangan IV.
Rasional : Peningkatan glukosa dalam darah merupakan media yang baik untuk perkembangan bakteri.
- Ajarkan klien wanita untuk mencuci vulva dari atas kebelakang.
Rasional : Membersihkan vulva tanpa gerakan teratur akan memudahkan bakteri masuk ekdalam saluran kemih dan mengakibatkan UTI.
- Pertahankan kebersihan kulit, massage area tonjolan, pertahankan kulit kering, seprei kering dan rapih.
Rasional : Gangguan sirkulasi perifer dapat terjadi bila menempatkan pasien pada kondisi risiko iritasi kulit.
- Auskultasi bunyi nafas.
Rasional : Ronchi sebagai indikasi
akumulasi sekresi jalan nafas sehubungan adanya peneumonia/bronkhitis (
sebagai akibat DKA). Dapat juga bila terjadi edema paru akibat pemberian
IV cairan yang berlebihan/CHF.
- Partahankan posisi semo fowler.
Rasional : ekspansi paru, menurunkan/mengurangi risiko aspirasi.
- Ajarkan klien untuk batuk dan nafas dalam.
Rasional : Refleks batuk akan
melepaskan sekresi pada dindinmg saluran nafas dan memudahkan
pengeluaran sekresi dari jalan nafas.
- Bantu klien untuk oral care.
Rasional : Mengurangi risiko gangguan/penyakit pada mulut dan gusi.
- Dorong klien mengkonsumsi diet secara adekuat dan intake cairan 3000 mL/hari (jika tidak ada kontraindikasi).
Rasional : Peningkatan pengeluaran
urin akan mencegah stasis dan mempertahankan pH urin yang dapat mencegah
terjadinya perkembangan bakteri.
- Antibiotika bila ada indikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar